Cerita Rakyat dan Naskah Drama Keong Emas

Posted: 16 Maret 2015 in cerita rakyat dan legenda, Naskah Drama
Tag:, , ,

Keong Emas

Pada zaman dahulu di Propinsi Jawa Timur terdapat sebuah kerajaan besar yang disebut Kerajaan Daha. Di sana hiduplah dua orang putri yang sangat cantik jelita. Putri nan cantik jelita tersebut bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua putri Raja Kertamarta tersebut hidup sangat bahagia dan serba berkecukupan.

Hingga suatu hari datanglah seorang pangeran yang sangat tampan dari Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha. Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Maksud kedatangannya ke Kerajaan Daha adalah untuk melamar Candra Kirana. Kedatangan Raden Inu Kertapati sangat disambut baik oleh Raja Kertamarta, dan akhirnya Candra Kirana ditunangkan dengan Raden Inu Kertapati. Pertunangan itu ternyata membuat Dewi Galuh merasa iri. Dewi Galuh merasa kalau Raden Inu Kertapati lebih cocok untuk dirinya. Oleh karena itu, Dewi Galuh lalu pergi ke rumah Nenek Sihir. Dia meminta agar nenek sihir itu menyihir Candra Kirana menjadi sesuatu yang menjijikkan dan dijauhkan dari Raden Inu. Nenek Sihir pun menyetujui permintaan Dewi Galuh, dan menyihir Candra Kirana menjadi Keong Emas, lalu membuangnya ke sungai.

Suatu hari seorang nenek sedang mencari ikan dengan jala, dan keong emas terangkut dalam jalanya tersebut. Keong Emas itu lalu dibawanya pulang dan ditaruh di tempayan. Besoknya nenek itu mencari ikan lagi di sungai, tetapi tak mendapat ikan seekorpun. Kemudian Nenek tersebut memutuskan untuk pulang saja, sesampainya di rumah ia sangat kaget sekali, karena di meja sudah tersedia masakan yang sangat enak-enak. Si nenek bertanya-tanya pada dirinya sendiri, siapa yang membuat masakan ini.

Begitu pula hari-hari berikutnya si nenek menjalani kejadian serupa, keesokan paginya nenek ingin mengintip apa yang terjadi pada saat dia pergi mencari ikan. Nenek itu lalu berpura-pura pergi ke sungai untuk mencari ikan seperti biasanya, lalu pergi ke belakang rumah untuk mengintipnya. Setelah beberapa saat, si nenek sangat terkejut. Karena keong emas yang ada di tempayan berubah wujud menjadi gadis cantik. Gadis tersebut lalu memasak dan menyiapkan masakan tersebut di meja. Karena merasa penasaran, lalu nenek tersebut memberanikan diri untuk menegur putri nan cantik itu. “Siapakah kamu ini putri cantik, dan dari mana asalmu?”, tanya si nenek. “Aku adalah putri kerajaan Daha yang disihir menjadi keong emas oleh nenek sihir utusan saudaraku karena merasa iri kepadaku”, kata keong emas. Setelah menjawab pertanyaan dari nenek, Candra Kirana berubah lagi menjadi Keong Emas, dan nenek sangat terheran-heran.

Sementara pangeran Inu Kertapati tak mau diam saja ketika tahu Candra Kirana menghilang. Akhirnya Raden Inu diberitahu dimana Candra Kirana berada, disuruhnya Raden itu pergi ke desa Dadapan. Setelah berjalan berhari-hari, sampailah ia di desa Dadapan. Ia menghampiri sebuah gubuk yang dilihatnya untuk meminta seteguk air karena perbekalannya sudah habis. Di gubuk itu ia sangat terkejut, karena dari balik jendela ia melihat Candra Kirana sedang memasak. Akhirnya sihir dari nenek sihir pun hilang karena perjumpaannya saat menolong kakek tua. Akhirnya Raden Inu membawa tunangannya beserta nenek yang baik hati tersebut ke istana, dan Raden Inu menceritakan perbuatan Dewi Galuh pada Baginda Kertamarta.
Baginda meminta maaf kepada Candra Kirana dan sebaliknya. Dewi Galuh lalu mendapat hukuman yang setimpal. Karena Dewi Galuh merasa takut, maka dia melarikan diri ke hutan. Akhirnya pernikahan Candra kirana dan Raden Inu Kertapati pun berlangsung, dan pesta tersebut sangat meriah. Akhirnya mereka hidup bahagia.
Cerita Rakyat “Keong Emas” ini diceritakan kembali oleh Kak Ghulam Pramudiana.

Sumber :
http://www.ceritaanak.org/index.php?option=com_content&view=article&id=59:keong-emas&catid=36:cerita-rakyat&Itemid=56

NASKAH DRAMA

KEONG EMAS

Babak 1
Adegan 1
Pada zaman dahulu, di Kerajaan Daha hiduplah dua orang putri yang sangat cantik jelita. Putri nan cantik jelita tersebut bernama Candra Kirana dan Dewi Galuh. Kedua putri Raja Kertamarta tersebut hidup sangat bahagia dan serba berkecukupan. Hingga suatu hari, datanglah seorang pangeran yang sangat tampan dari Kerajaan Kahuripan ke Kerajaan Daha. Pangeran tersebut bernama Raden Inu Kertapati. Maksud kedatangannya ke Kerajaan Daha adalah untuk melamar Candra Kirana. Kedatangan Raden Inu Kertapati itu sangat disambut baik oleh Raja Kertamarta dan akhirnya Candra Kirana ditunangkan dengan Raden Inu Kertapati.
Candra Kirana : “Sayangku, kita akan menikah beberapa hari lagi.”
Raden Inu : “Betul sekali, cintaku.”
Candra Kirana : “Ada sesuatu yang mau aku tanyakan kepadamu.”
Raden Inu : “Apa itu? Beritahu aku sekarang.”
Candra Kirana : “Apakah kau benar-benar mencintaiku?”
Raden Inu : “Sudah tentu, cintaku. Aku mencintaimu dengan segenap
hatiku. Bagaimana dengan sayangku?”
Candra Kirana : “Saya juga sangat mencintaimu.”

Pada saat ada orang yang baik, selalu ada juga orang yang tidak baik. Dewi Galuh, saudara tirinya Candra Kirana sangat cemburu dan hatinya dipenuhi kebencian kepada Candra Kirana. Dewi Galuh benar-benar ingin menjadi istri Raden Inu. Oleh sebab itu, Dewi Galuh mencoba melakukan apa saja untuk menghilangkan Candra Kirana.

Adegan 2

Dewi Galuh : “Maafkan saya saudaraku sayang, saya mau berbicara
denganmu sebentar.”
Candra Kirana : “Baiklah.”
Raden Inu : “Aku pikir lebih baik aku pergi sekarang. Besok aku akan
pergi berburu selama lima hari sendirian.
Candra Kirana : “Sendirian? Aku akan sangat khawatir padamu.”
Raden Inu : “Jangan cemas, aku akan baik-baik saja, sayang!”

Adegan3

Dewi Galuh : “Aku dengar kamu dan Raden Inu akan segera menikah
dalam beberapa hari ini, apakah itu benar?
Candra Kirana : “Ya, betul! Kami akan segera menikah.”
Dewi Galuh : “Oh, itu sangat bagus! Aku harap kamu akan bahagia dengan
dia. Selamat ya!”
Candra Kirana : “Terima kasih. Dapatkah kamu datang ke upacara pernikahanku?”
Dewi Galuh : “Tentu saja, aku akan datang.”

Babak 2

Pada hari berikutnya, Dewi Galuh bertemu seorang penyihir tua untuk meminta bantuannya.

Adegan 1

Penyihir : “Ada apa Tuan Putri? Mengapa tiba-tiba Anda mau bertemu dengan saya?
Dewi Galuh : “Dapatkah Anda membantuku, penyihir yang hebat dan baik hati?”
Penyihir : “Apa yang dapat saya lakukan untukmu, Tuan Putri?”
Dewi Galuh : “Aku ingin menghilangkan Candra Kirana dari sisi Raden Inu.”
Penyihir : “Ah, hal itu mudah saja dilakukan. Mendekatlah ke sini Tuan Putri. Saya akan beritahukan caranya.”

Penyihir lalu memberikan mantra ke Dewi Galuh sebagai kutukan untuk Galuh Candra.

Adegan 2

Penyihir : “Tuan putri Dewi Galuh harus menggunakan mantra ini
hanya untuk Candra Kirana. Wahai Iblis Kegelapan, berilah
kekuatan kutukanmu pada Candra Kirana agar menjadi
keong emas.”
Dewi Galuh : “Oh, itu mudah dilakukan. Sebelum dia menjadi keong emas,
aku akan membuat dia menderita.”

Dewi Galuh mengatur rencana untuk menghilangkan Candra Kirana dan berkata,

Dewi Galuh : “Oh, betapa hebatnya penyihir itu. Dia dapat menjadikan
Candra Kirana menjadi keong hanya dengan kutukan.
Sebelum dia menjadi keong, aku akan membuang kamu,
Candra Kirana. Sehingga kamu tak akan pernah kembali
lagi. ( Candra Kirana tertawa puas ).

Babak 3

Candra Kirana dibuang jauh dari kerajaan oleh Dewi Galuh.
Adegan 1

Dewi Galuh : “Terimalah ini Candra Kirana! Ini adalah hasil yang harus
kamu terima, karena kamu telah merebut sesuatu yang saya inginkan.”
Candra Kirana : “Saudaraku, mengapa kamu membuangku? Begitu besarkah
kebencianmu padaku?
Dewi Galuh : “Ya, saya sangat membencimu!”
Candra Kirana : “Mengapa kamu membenciku, saudaraku?”
Dewi Galuh : “Mengapa? Karena kamu telah mendapatkan segalanya, tetapi aku sendiri? Apa yang kupunya? Saudaraku tercinta, bersiap-siaplah untuk mendapatkan segala sesuatu yang akan membuat kamu lebih menderita. Kamu akan menjadi keong emas. Oh, iblis kegelapan berilah kekuatanmu! Kutuklah Candra Kirana menjadi keong emas sekarang.”

Setelah Dewi Galuh mengucapkan mantra, Candra Kirana berubah menjadi keong emas dan Dewi Galuh meninggalkan dia sendirian di pantai yang jauh dari istana.

Candra Kirana : “Wahai Tuhan, mengapa Dewi Galuh sangat membenciku? Apakah aku telah melakukan sesuatu yang salah?” ( Candra Kirana berkata sambil terisak-isak ).

Babak 4

Ketika Candra Kirana disapu oleh air laut, tiba-tiba Candra Kirana melihat seorang nenek yang sedang berjalan-jalan di dekat pantai. Namanya Nyai Dadapan.

Adegan 1

Nyai Dadapan : “Oh, betapa panasnya hari ini! Wah, ada keong cantik!” (sambil mengangkat keong tersebut).

Lalu Nyai Dadapan mengambil dan membawa keong tersebut ke pondoknya. Ketika tiba di pondok, keong itu ditaruh di dalam tempayan..

Nyai Dadapan : “Tunggu sebentar disini anak kecil, aku akan pergi tidur.”

Babak 5

Hari selanjutnya Nyai Dadapan berencana memancing di laut.

Adegan1

Nyai Dadapan : “Jangan pergi ke mana-mana! Aku akan pulang dan membawa makanan untukmu.

Kemudian Nyai Dadapan meninggalkan Candra Kirana sendirian di pondok tua itu.

Candra Kirana : “Terima kasih Nenek telah membantuku. Aku akan membayar kembali kebaikanmu.”

Oleh karena itu, Candra Kirana bekerja membersihkan pondok dan memasak makanan untuk nenek itu.

Babak 6
Beberapa saat kemudian, Nyai Dadapan kembali ke rumah tanpa membawa apa-apa.

Adegan 1

Nyai Dadapan : “Oh, betapa tidak beruntungnya aku hari ini! Aku tak mendapat ikan sama sekali.” (matanya membuka lebar melihat banyak sekali makanan lezat di meja makannya). “Hmm… Ada makanan yang lezat-lezat. Kebetulan sekali aku sedang lapar.”

Tanpa berpikir dua kali, Nyai Dadapan langsung memakan makanan tersebut.
Lalu dia baru teringat akan sesuatu.

Nyai Dadapan : “Siapa yang telah memasak seluruh makanan ini?” (ia bertanya-tanya di dalam hati).

Babak 7

Pagi berikutnya, ia berencana bahwa ia akan pergi memancing.

Nyai Dadapan : “Aku akan pura-pura memancing, lalu aku akan bersembunyi
dengan cepat dibalik pintu.”

Kemudian ia melihat keong emas itu merangkak keluar dari tempayan. Nyai Dadapan sangat terkejut ketika keong emas itu berubah menjadi seorang gadis yang cantik. Lalu Candra Kirana membersihkan pondok dan memasak makanan.

Adegan 1

Nyai Dadapan : “Hai! Siapa kamu gadis cantik?”
Candra Kirana : (Candra Kirana terkejut ketika nenek tua itu melihat rupa aslinya). Saya Candra Kirana, putri dari Kerajaan Daha. Saya mempunyai saudara tiri yang bernama Dewi Galuh. Dia benar-benar membenci saya dan saya dikutuk menjadi keong emas.”

Setelah berkata begitu, Candra Kirana berubah menjadi keong emas kembali.

Nyai Dadapan : “Oh betapa malangnya! Dewi Galuh sangat kejam. Ya Tuhan,
selamatkanlah putri ini dari setiap ujian yang dihadapinya.
Hukumlah saudara tirinya.”

Babak 8

Kemudian Raden Inu tiba di istana dan ia tidak melihat tunangannya. Oleh karena itu, ia bertanya dengan Dewi Galuh.

Adegan 1

Raden Inu : “Dewi Galuh, dimanakah Candra Kirana? Aku tidak melihat Candra Kirana.”
Dewi Galuh : “Ini bukan maksudku untuk menyakitimu, tetapi Candra Kirana telah berselingkuh dengan penjaga di kerajaan kita.”
Raden Inu : “Benarkah? Bagaimana bisa dia melakukan itu? Dia berkata bahwa dia mencintaiku dan aku juga mencintainya.”
Dewi Galuh : “Ya, aku tahu. Tetapi kenyataannya tidak sesuai dengan yang kamu harapkan.”

Babak 9

Adegan 1

Raden Inu tetap tidak percaya. Oleh karena itu, dia mencari informasi tentang tunangannya dan akhirnya dia tahu bahwa Candra Kirana tidak bersalah. Kemudian sang putra mahkota pergi menyusuri desa Dadapan dan dia mencari tunangannya.

Raden Inu : “Cintaku… Candra Kirana!”
Candra Kirana : “Sayangku, Raden Inu! Sedang apa kamu di sani?”
Raden Inu : “Aku sedang mencarimu ke mana-mana, sayangku!”
Candra Kirana : “Nyai Dadapan! Nyai Dadapan! Raden Inu datang menjemput saya.”
Nyai Dadapan : “Yang Mulia datang ke sini untuk bertemu Candra Kirana, ya?
Raden Inu : “Ya, benar sekali, Nek.”
Nyai Dadapan : “Kalau begitu, saya akan membiarkan kalian berdua bercakap-cakap. Saya akan mengambil minuman.”
Raden Inu : “Terimakasih, Bu.” (Nyai Dadapan pergi untuk mengambil minuman)

Adegan 2

Raden Inu : “Cintaku, apa yang sebenarnya terjadi padamu?”
Candra Kirana : “Sayangku, sebenarnya aku telah diusir oleh Dewi Galuh dan dia mengutuk aku menjadi keong emas. Dia sangat membenciku. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan.”

Kemudian Candra Kirana kembali menjadi keong emas.

Adegan 3

Nyai Dadapan : “Apa yang terjadi, Putra Mahkota?”
Raden Inu : “Putri Candra Kirana telah berubah kembali menjadi keong emas. Bagaimana jika nenek ikut saya ke istana?”
Nyai Dadapan : “Baiklah, Yang Mulia!”

Babak 10

Ketika tiba di istana, Raden Inu menerangkan semuanya kepada Raja Kertamarta.

Adegan 1

Raden Inu : “Dewi Galuh, mengapa kamu membenci Candra Kirana sehingga kamu telah mengutuk Candra Kirana menjadi keong emas?
Candra Kirana : “Tidak, itu tidak mungkin, Yang Mulia. Itu semua omong kosong. Seseorang telah memfitnah saya. Saya tidak dapat melakukan itu semua terhadap saudara saya sendiri. Tetapi si penyihir yang telah melakukan itu semua.”
Raden Inu : “Ah, kamu tidak perlu banyak berbohong lagi Dewi Galuh. Seluruh kejahatanmu telah terungkap karena tingkah lakumu yang jelek. Kamu akan dipenjara di bawah tanah sampai seumur hidupmu.”
Dewi Galuh : “Tidak! Itu tidak mungkin!”
Raden Inu : “Keluarlah dari sini Dewi Galuh!”

Dewi Galuh bangkit berdiri lalu berlari, tetapi penjaga menangkapnya dan dia dipenjara seumur hidup.

Babak 11

Hari berikutnya Raden Inu bertemu penyihir tua itu.

Adegan 1

Penyihir : “Apa tujuanmu datang ke sini, Yang Mulia?”
Raden Inu : “Aku datang untuk membunuhmu!”
Penyihir : “Ha… ha… ha… ha… Anda tidak akan pernah bisa membunuh saya karena saya dapat hidup selamanya. Hahahaha.”

Raden Inu mengambil keris pusaka dan membunuh penyihir jahat itu.
Candra Kirana terbebas dari kutukan dan dia beralih kembali menjadi seorang putri yang cantik seperti sedia kala.

Adegan 2

Candra Kirana : “Terimakasih, sayangku. Paduka telah menyelamatkan hidupku dari kutukan.”
Raden Inu : “Oh, tidak masalah, cintaku.”
Raden Inu : “Terimakasih Tuhan, Engkau telah mengembalikan kekasihku menjadi normal seperti sedia kala.

Akhirnya Raden Inu hidup bersama bahagia selamanya karena bantuan Nyai Dadapan.

TAMAT

Yang ingin download file nya langsung aja gan klik link dibawah ini

Cerita_Rakyat_dan_Naskah_Drama_Keong_Emas

Komentar
  1. Anonim berkata:

    ga nyangka 9 tahun yang lalu ada website se keren ini.
    dari kemaren pusingin mau milih drama apa, naskahnya gimana, mana deadline seminggu lagi.
    alhamdulillah merasa tertolong banget ada ini

    Suka

Tinggalkan komentar